(Travelling) : Jalan-jalan ke Kuala Lumpur, Penang, Bangkok & Hatyai
Menjalani sesuatu dan mengenang sesuatu bisa menjadi dua hal yang
sangat berbeda. Contohnya, pada pergantian tahun 2013-2014 saya melakukan perjalanan. Beberapa
bulan sebelumnya, saya sangat bersemangat membayangkan
perjalanan ini. Namun, beberapa minggu sebelum berangkat rasanya
biasa saja dan bahkan ada sedikit rasa enggan untuk memulai perjalanan. Hari H pun
rasanya tidak istimewa. Saya membayangkan kamar tempat tidur saya yang nyaman,
film-film yang bisa saya tonton di laptop, dan beragam hal-hal lain yang tidak
bisa dilakukan saat travelling. Saat perjalanan dilakukan pun, detak jantung saya tidak bergerak lebih cepat daripada biasanya. Keseruan saat melihat tempat-tempat baru
memang saya rasakan, rasa terharu saat bertemu orang yang dengan tulus ingin
berteman dan menolong di saat-saat genting juga membuat saya senang. Namun mengenangnya
justru lebih terasa menyenangkan dibanding saat menjalaninya.
Saya baru saja mengerti mengapa perjalanan
dapat membuat orang kecanduan. Ini bukan tentang objek wisata,
melainkan takdir. Takdir yang dalam kehidupan sehari-hari hanya tersirat, namun
dalam perjalanan kita bisa melihatnya secara langsung. Saat kita sudah merencanakan detil
perjalanan sebaik mungkin, dan tiba-tiba tiket kereta ke tempat salah satu
tujuan habis dan terpaksa harus membelokkan perencanaan, pada awalnya terasa seperti musibah. Tanpa disadari ternyata tempat yang merupakan cadangan
tersebut adalah memberikan pengalaman yang membekas tidak mudah dilupakan dan rasanya sangat beruntung bahwa takdir
membawaku ke tempat itu.
Well, sekarang giliran saya ceritakan detilnya.
Merencanakan perjalanan ini awal Oktober 2013. Rencananya saya dan seorang
teman akan mengunjungi 3-4 negara tetangga. Malaysia, Thailand, melewati
Kamboja, lalu ke Vietnam. Dengan mempertimbangkan dana dan waktu cuti, akhirnya kami membeli tiket Air Asia Bandung-Kuala Lumpur PP untuk keberangkatan 29 Desember
2013 dan kepulangan 6 Januari 2014. Dengan waktu hanya 8 hari, akhirnya kami
mem-pending perjalanan ke Kamboja dan Vietnam untuk perjalanan selanjutnya.
Hanya Malaysia dan Thailand untuk saat ini.
Cerita perjalanan yang saya lakukan pada tahun 2016 dapat dilihat di Solo-Travelling Kuala Lumpur, ,Krabi Town, Phi Phi Islands, Penang.
Tiba di Bandara Kuala Lumpur Pukul 21.30
waktu setempat. Setelah melewati imigrasi, ada seorang teman yang menjemput.
Malam pertama perjalanan kami menginap di asrama kampus IIUM di daerah Gombak.
Ini kali kedua saya mengunjungi Kuala Lumpur, tapi ini kali pertama mengunjungi
kampus di Kuala Lumpur. Kami sampai di kampus tengah malam, dan kelaparan.
Akhirnya kami memutuskan untuk makan malam di Kantin. Hanya dengan 2.5MYR saya sudah dapat nasi+telur+daging
sapi. Harga mahasiswa.
Besok pagi nya dari kampus IIUM kami naik
Bus menuju stasiun kereta api Gombak seharga 1MYR. Lalu dari stasiun Gombak
naik LRT ke KL Sentral 1.6MYR kalo tidak salah. Rencananya kami akan keliling
KL seharian lalu malamnya melanjutkan perjalanan menuju Hatyai memakai Kereta
Api. Sesampainya di KL Sentral kami langsung menitipkan Ransel di Left
Baggage yang letaknya dekat dengan tempat pembelian tiket kereta api
antarbangsa dengan tarif 5MYR untuk ransel besar dan 3MYR untuk Ransel kecil.
Kami memutuskan untuk membeli dahulu tiket ke Hatyai sebelum jalan-jalan di KL,
namun ternyata tiketnya habis. Tidak aneh sih, karena memang saat itu sedang
peak season. Adrenalin meningkat karena terjadi hal yang tidak direncanakan,
namun entah kenapa itulah pertama kali saya merasa bersemangat dengan
perjalanan ini. Rencananya kami akan menghabiskan 2hari di Hatyai sebelum
lanjut ke Bangkok, namun karena tiket habis dan perjalanan ke utara harus tetap
berlanjut, maka kami memutuskan untuk membeli tiket kereta api KL-Butterworth
(34MYR) yang berupa tiket duduk yang akan berangkat sekitar pukul 16.00. Kami
juga sekalian membeli tiket kereta api Butterworth-Bangkok untuk 2hari
setelahnya (takut kehabisan) seharga 104MYR untuk Sleeper tiket yang Upper
Berth (Yang lower berth lebih mahal 110 MYR).
Membunuh waktu, kami mengunjungi Little India,
tidak jauh dari KL Sentral, tinggal berjalan kaki dari tempat pemberhentian bus
di daerah belakang KL Sentral. DIsana kami juga makan siang, dan membeli bekal
untuk makan di kereta api (makanan di kereta mahal-mahal, dan belum tentu halal,
jadi lebih baik membawa bekal). Lalu dari sana kami naik Monorail ke Bukit
Bintang. Jalan kaki melewati toko-toko kemudian Jalan-jalan sebentar di
Pavillion yang saat itu dekorasinya lumayan bagus, suasana natal dan tahun baru. Lalu dari sana melewati jembatan menuju KLCC untuk melihat Twin Tower
dari dekat. Sebetulnya saya pernah kesana jadi tidak begitu bersemangat. Sangat
artifisial, sedikit terintimidasi oleh tingginya menara kembar. Namun yang
paling saya suka adalah taman dan danau di belakangnya.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul
15.00, sehingga kami langsung menuju LRT, yang letaknya di underground nya
KLCC, dan membeli tiket menuju KL Sentral.
Perjalanan dari KL ke Butterworth ditempuh
selama 7 jam. Tempat duduk di kereta seperti di Bus, tidak ada yang
berhadap-hadapan. Keretanya lumayan bersih, namuan AC nya dingiiiiiin sekali
sehingga kami lebih banyak menghabiskan waktu di lorong yang menyambungkan
antar gerbong, disana sedikit lebih hangat. Kami bertemu dengan Pak Cik yang
juga tidak kuat dengan dinginnya AC, setelah ngobrol dan tahu bahwa kami menuju
Bangkok, ia mencoba menasihati kami untuk tidak pergi ke Bangkok karena sedang
ada konflik dan demonstran dimana-mana. Malah sempat ada bom. Tapi tiket sudah
dibeli, dan kami memang ingin pergi ke Bangkok, jadi waktu itu kami hanya bisa berharap mudah-mudahan perjalanan ini aman dan lancar.
Tiba di stasiun Butterworth pukul 23.00
langsung menuju ferry untuk menyebrang ke pulau Penang. Naik Ferry seharga
1.2MYR ditempuh selama kurang lebih 30menit. Sesampainya disana kami mencari
penginapan, agak suram karena tengah malam. Tetapi akhirnya kami menemukan
penginapan di Lebuh Ah Quee yang terilhat tidak terlalu suram seharga 50MYR utk
berdua permalam. Little India Heritage Villa.
Pagi-pagi sarapan di kedai depan hotel.
Lalu setelah bertanya ke pelayan kedai dimana kami bisa mendapatkan bus untuk
pergi ke Kek Lok Si temple, si pelayan dengan ekspresif menjelaskan kepada kami
arahnya. Dengan membayar 2MYR kami berangkat naik bus Rapid Penang dari Little
India ke Pasar Ayer Item. Turun dari bus, kami berjalan menuju bukit tempat
kuil berada. Lihat-lihat kuil yang merupakan UNESCO World Heritage ini gratis,
kecuali untuk melihat Tempat ibadah utama dan Pagoda bayar 2MYR yang sangat
worth it, kami bisa naik sampai ke pagoda paling tinggi kalau mau (tapi Cuma
sampai tingkat 5 atau 6) dan dapat view yang bagus sekali dari atas sana. Lalu
kami menuju patung dewi Kwan Im yang besar sekali, kami naik trem ke atas
2,5MYR untuk sekali jalan. Turunnya kami berencana untuk jalan kaki. Viewnya
bagus, namun cuaca sedang terik sehingga kami sulit sekali untuk bahkan membuka
mata. Disarankan membawa kaca mata hitam jika bepergian.
Pulang dari Kek Lok Si kami berencana
mengksplor P. Penang dengan berjalan kaki menyusuri jalan-jalan dekat
penginapan, kemana pun kaki melangkah. Pertama, kami mengunjungi Masjid Kapitan
Keling, dapat banyak brosur disana yang isinya kebanyakan tentang sejarah,
tauhid, dan hal-hal lainnya tentang Islam yang dikupas secara cerdas, ditulis
dalam Bahasa Inggris, sehinga dapat dibaca oleh siapapun. Kemudian kami berjalan
sepanjang jalan Mesjid Kapitan Keling sampai ke St. George’s Church, lalu ke
museum art gallery (hanya lewat) lalu jalan terus sampai Love Lane, disana kami
bertemu seorang turis dari Houston, Texas, yang sangat ramah dan memberitahu
kami banyak informasi tentang Bangkok. Tentang Khao San Road, tentang Bus 53
yang bisa kami dapatkan di pojok kiri setelah keluar sari stasiun, dan lain-lain. Setelah
berpisah dengannya, kami menemukan view pantai dari jembatan penyeberangan. Lalu
kami memutuskan untuk jalan ke pantai dan beristirahat sambil menikmati angin
sepoi-sepoi disana.
Di perjalanan pulang ke penginapan, tidak
sengaja kami melihat persiapan kosnser rakyat yang akan diselenggarakan malam
harinya untuk menyambut tahun baru. Akan ada bazaar makanan juga sepertinya
jika dilihat dari stand-stand yang sedang dibuat. Kami juga menemukan kedai
yang enak dan murah bernama Agappa’s/Apagga’s di Lebuh King. Roti Canai dan
Kari ditambah the tarik hanya seharga 2MYR. The tariknya enak banget.
Malamnya kami melihat konser yang unik
banget. Mengingatkanku bahwa di kota Penang yang tidak begitu besar ini
terdapat beragam budaya. Ada orang Melayu, India, dan Cina yang hidup
berdampingan dengan harmonis. Orang-orangnya ramah dan rasanya siapapun kita,
dari manapun asal kita, apapun bahasa kita, apapun warna kulit kita, kita akan
diterima di tempat ini. Selain itu, meskipun sudah disediakan pasukan untuk
membersihkan sampah sehabis acara, hampir semua orang berdisiplin untuk tidak
membuang sampah sembarangan. Entah kenapa malam itu saya merasa enggan
melanjutkan perjalanan dan ingin berada di kota ini lebih lama.
Esok paginya, saya berpisah dengan teman
saya untuk mengeksplor kota ini sendirian. Misi saya adalah untuk menemukan
setiap street art dan mural yang ada di kota ini. Hampir berhasil, sayangnya ada satu
yang tidak saya temukan meskipun saya sudah berkeliling-keliling mencari. Dan
waktu kami tinggal sebentar lagi sebelum kami harus menuju stasiun kereta untuk
melanjutkan perjalanan ke Bangkok.
Ferry dari P.Penang ke Butterworth ternyata
gratis. Kami lalu menunggu kereta di stasiun, dimana selanjutnya kami bertemu
3Orang Thai, 2 perempuan, 1 laki-laki. Mereka ramah sekali dan sangat bersemangat
mengajari kami bahasa thai yang mungkin akan kami butuhkan di Thailand nanti. Kereta
berhenti di Stasiun Padang Besar. Kami diminta turun membawa barang-barang dan
ada pengecekan Imigrasi.
Kereta Sleeper ini terlihat seperti kereta
biasa di siang hari. Tempat duduk berhadap-hadapan. Keretanya bersih ada
wastafel, dan toiletnya juga bersih. Penumpangnya dari berbagai bangsa. Kami
sempat mengobrol dengan adik kakak thai, juga ada orang medan yang ramah dan
selalu memberikan kami makanan, anak kecil dari jepang bernama Haiga, dan
pegawai kereta aneh yang meskipun tidak bisa berkomunikasi dengan kami karana
perbedaan bahasa, namun sepertinya ingin berteman dengan kami. Pada malam hari
tempat duduk dirubah menjadi tempat tidur lower berth, dan tempat tidur upper
dibuka. Saya mengerti sekarang kenapa tempat tidur lower lebih mahal, karena
memang lebih luas, dan bisa melihat view keluar jendela di pagi hari. Sedangkan
upper meskipun nyaman, tapi hanya bisa melihat langit langit, dan sedikit
sempit untuk orang berbadan bongsor. Overall, kereta inilah yang paling nyaman.
Perjalanan yang hampir 24 jam tidak terasa membosankan ataupun melelahkan.
Tiba di Stasiun Hualampong, Bangkok, tengah
hari. Berkaca pada pengalaman kehabisan tiket sebelumnya, kami langsung membeli tiket untuk 2 hari setelahnya Bangkok-Hatyai 339THB. Stasiun
sedikit suram, mengingatkanku pada stasiun Jakarta Kota namun lebih lengkap.
Ada Money Changer, mushola, bahkan toko buku didalamnya. Keluar dari stasiun
langsung ke pojok kiri untuk cari bus 53. Disana kami bertemu dengan gadis
remaja umur 18 tahunan asal Belanda yang dulu lama tinggal di Laos. Anaknya
asik, komunikatif dan tulus sekali. Kami ngobrol banyak, dan saat berpisah dia
memeluk kami dengan akrab. Kami berencana untuk mencari penginapan di daerah
Khao San Road karena banyak budget hostels disana. Setelah turun dari bus
53 di Phra Atit kami jalan ke Rambuttri Road dan menemukan Guesthouse yang
lumayan enak dan murah seharga 300THB untuk berdua.
Setelah menyimpan barang, kami mencari
makan-yang ternyata susah sekali. Kami menyusuri rambutri road lalu ke Khao San
Road, tapi tak ada satu pun tempat makan halal kecuali KFC yang harganya mahal
banget. Namun setelah bertanya ke Ibu-ibu penjual Pancake Banana, ternyata ada
kedai Halal di ujung jalan Rambuttri dekat Restoran Pizza. Malamnya setelah browsing
kami juga menemukan satu tempat makan halal lebih dekat ke guest house. Namanya
Roti Mataba, tempatnya di Ujung jalan Phra Atit. Makanannya beragam dan
enak-enak.
Setelah makan kami mampir ke toko buku di Rambuttri Road. Disana pemiliknya membeli buku-buku dari backpacker dari berbagai negara dan dijual kembali
dengan harga murah, sekitar 1/3 sampai 1/5 harga aslinya.
Esoknya kami mengunjungi Grand Palace, kami
bisa masuk gerbangnya dan foto-foto, namun untuk lebih masuk lagi tiketnya
500THB, sehingga kami cukup puas dengan melihat luarnya. Kami sempat melihat
view Wat Arun dari jauh, namun karena belum sarapan kami memutuskan untuk
membeli makan di Universitas Ramkamhaeng (dapat info hari sebelumnya bahwa
disana ada tempat makan halal dan ada mesjid). Dari Grand Palace kami naik bus
53, ganti bus 53 yang lain (ganti bus tidak bayar lagi hanya bayar 6.5THB/trip) sampai di
Hualampong, kami naik Bus 113 seharga 8THB. Ternyata tempatnya lumayan jauh,
sekitar satu jam di bus. Untuk mencari suatu tempat sangat sulit, karena
kebanyakan orang Thai tidak bisa Bahasa Inggris. Akhirnya kami menemukan restoran
halal di Jalan Ramkamhaeng.
Mencari Universitas Ramkamhaeng ternyata
sulit, orang-orang tidak familiar dengan kata university, padahal universitas
tersebut ada di seberang jalan saja. Setelah menemukan kampusnya pun kami harus
bertanya lagi dimana kami bisa menemukan mesjid atau setidaknya tempat sholat
karena kampusnya luas sekali. Dengan bahasa tarzan kami bertanya ke beberapa
orang yang tidak mengerti apa yang kami tanyakan. Akhirnya kami masuk ke kantor
nya dan menemukan seorang ibu-ibu dekat lift yang dengan baik mengantar kami ke
orang-orang kantor yang ternyata juga tidak tahu tempatnya namun ingin
menolong, lalu kami diantar dan ditunjukan untuk bertanya ke informasi. Di
gedung yang ditunjukkan tersebut ternyata hanya ada 3 orang. 2 orang sekuriti
dan satu orang laki-laki yang sedang menelepon. Kedua sekuriti itu tidak bisa
berbahasa inggris lalu minta tolong mas-mas yang sedang menelepon untuk
menjelaskan pada kami. Akhirnya dengan baik hati, karena takut kami tersesat,
ia mengantar kami ke mushola. Tidak tanggung-tanggung, ia mengantar kami
berjalan mungkin sekitar 1km. Orangnya ramah, tidak bisa B. Inggris, namun ia
mencoba menolong. Kami sampai terharu dan ingin mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya namun tidak tahu bagaimana mengungkapkannya.
Setelah sholat kami berkenalan dengan
Muslim Student Club nya Ramkamhaeng university, dan bahkan ketuanya menawarkan
diri untuk mengantar kami keliling Bangkok. Alhamdulillaah, kami bertemu dengan
banyak orang baik.
Dari kampus kami menuju MBK dan Siam Square
untuk melihat patung lilin Presiden Soekarno. Kami menggunakan Boat dengan harga 16THB
per orang. Transportasi sungai ini lucu. Rasanya seperti di Venice namun dengan
ada sedikit bau got. Tapi setidaknya ini lebih baik dari sungai di Jakarta.
Sesampai di Madame Tussaud di Siam Square kami tidak jadi masuk melihat patung
lilin Soekarno karena tiket masuknya lumayan mahal 700THB, kami hanya sampai depannya
saja. Disana ada patung lilinnya Kate Winslet. Kami akhirnya menuju Hualampong,
kami diajak untuk makan di warung nasi halal dekat stasiun, setelah itu pulang
ke guest house di Rambuttri.
Jalan pulang sedikit terganggu, karena ada
beberapa demonstrasi, beberapa jalan ditutup, dan bus harus memutar, macet
dimana-mana. Karena kecapean malamnya kami hanya mengunjungi toko buku yang
kemarin lagi. Kali ini kami diajak ngobrol panjang lebar oleh pemiliknya.
Pemiliknya pun ramah, dan bahkan menceritakan kepada kami tentang kehidupan
ekonomi dan politik di Thailand serta motivasinya membuat toko buku tersebut.
Esok paginya kami check out dan sebelum
melanjutkan perjalanan ke Hatyai kami berencana ke Catuchak Weekend Market
terlebih dahulu. Kami menitipkan Ransel di Stasiun Hualampong (70THB) lalu naik
MRT Underground yang bersih dan bagus banget (40THB). Sampai di Catuchak kami
beli oleh-oleh, kaos-kaos untuk anak-anak yang bahannya bagus sekitar 80THB/kaos,
Gantungan kunci lumayan mahal disini 80-10THB / 6biji. Saya beli tas rajutan
ukuran sedang seharga 200THB, dan lain-lain. Di Catuchak ini ada restoran halal namanya
Saman Islam, tapi harganya relatif mahal.
Kembali ke Hualampong tepat pada waktunya.
Perjalanan dari Bangkok ke Hatyai pantas murah karena ternyata naik kereta rakyat,
seperti kereta ekonominya kita. Banyak pedagang lalu lalang. Tempat duduk penuh
sesak. Tidak ada AC (thank God, ini yang bikin saya bisa tidur nyenyak meskipun
tempatnya bising dan kursinya keras banget). Sampai di Hatyai karena kami hanya punya waktu sehari kami tidak perlu mencari penginapan, dengan kata lain tidak ada tempat untuk mandi. Untungnya di Stasiun Hatyai
kita bisa mandi dengan membayar 10THB saja. Toilet dan kamar mandinya lumayan bersih.
Kami menitipkan ransel lagi di stasiun dengan 50THB, lalu jalan-jalan ke Wat Hatyai Nai. Di
Hatyai ini tidak susah cari makanan halal, namun kota ini sepi dan suram
sekali. Untunglah kami disini hanya sehari, jika mengikuti rencana dan di kota ini
2 hari, mungkin kami akan bosan.
Saatnya kembali pulang ke KL. Kami membeli
tiket Hatyai-KL dan memastikan agar tidak terlalu ekonomi banget. Kami dapat
tiket duduk 550THB. Lumayan nyaman keretanya. Kereta berhenti lagi di Padang Besar
untuk Imigrasi. Kali ini jauh lebih ketat. Tas penumpang sampai diacak-acak isinya.
Sampai di KLSentral titip tas lagi di Left Baggage.
Lalu naik LRT menuju Mesjid Jamek, Mesjid India, Dataran Merdeka, dan Petaling Street alias Chinatown. Dataran merdeka
tempatnya asik. Banyak bangunan-bangunan yang bagus, ada perpustakaan gratis,
ada museum gratis yang keren banget. Kita boleh ambil buku-buku tentang tourism, free. Dari Chinatown, kami menuju stasiun monorail Maharajalela untuk kembali
ke KL Sentral. Dan menuju bandara LCCT dengan Aerobus seharga 10MYR. (Dari
LCCT-KL Sentral harga 8MYR, kalau PP 14MYR)
Dan satu perjalanan berakhirr… Ada sedikit
insiden di Pemeriksaan Barang di Airport LCCT, teman saya yang membeli
oleh-oleh 6 botol lotion, lotionnya disita. Sebetulnya kami tahu tidak boleh
membawa lebih dari 100ml cairan ke kabin, namun karena kami pikir akan lewat
pemeriksaan, akhirnyaa… yaahh, ini pelajaran untuk trip-trip berikutnya agar
lebih prepared.
Beberapa tahun setelah perjalanan ini yaitu pada Mei 2016, saya melakukan solo-travelling napak tilas dengan tambahan beberapa tempat dan kota yang belum dikunjungi sebelumnya seperti Phi-phi Islands, Krabi Town. Perjalanan ini tidak kalah seru dengan segala halangan, rintangan, kejutan, dan biaya yang ternyata bisa ditekan seminimal mungkin. Siapa bilang travelling ke luar negeri itu mahal. Temen-temen dapat membaca kisahnya di Solo-Travelling Kuala Lumpur, Krabi Town, Phi Phi Islands, Penang.
Versi lain dari cerita ini, dituliskan juga oleh teman seperjalanan saya di : http://bogohpisang.blogspot.com
informatif banget, melengkapi tulisan-tulisanku sebelumnya hahahahaha :D jadi keinget lagi dengan tentang harga2 disana...
BalasHapussaya suka bagian awal, tentang takdir dan bagian 'menjalani dan mengenang'... kalo saya senang menjalani dan mengenangnya. seperti hanya menekan tombol 'kenangan', dan rekaman kejadian pun muncul,,, seolah-olah menjalani setiap kejutan dan unpredictable moment yang terjadi dalam perjalanan itu...
tiba-tiba teringat langit biru nya dataran merdeka...
BalasHapusmemang ada ya kak kereta dari penang langsung bangkok ?
BalasHapusAda. Keretanya enak banget. Karena perjalanan lebih dari 20 jam, disediakan tempat tidur dan selimut.
Hapuskak km tidur di kampus kah pada hari pertama wkt di KL ?
BalasHapusIya. Ada temen yang tinggal di asrama IIUM dan saya ikut nginap semalam dan makan di kantinnya
HapusKak,berapa Ɣªª tiket kereta dari penang ke bangkok ??
BalasHapusHarganya sekitar 400rb-an kalo dirupiahin.. Perjalanan lebih dari 20 Jam
Hapuskak bisa beli online ga tiket kereta nya ??
BalasHapusAda.. Pembayarannya pakai kartu Kredit kalo ga salah.. Sy belum pernah beli online sih.. Informasi lengkap ttg transportasi bisa dilihat di seat61.com
BalasHapusKalo dari penang ke phuket bisa ka?biayanya brp yah
BalasHapusOpsi pertama : pesawat Penang-Pukhet
HapusMinus: Harga relatif mahal
Opsi ke 2: Bus Penang-Hatyai (-+ 35RM) lanjut Bus Hatyai-Pukhet (-+ 300 Baht)
Minus : lumayan lama di perjalanan (10-11 Jam)
Note: Tidak ada stasiun kereta di Pukhet
Seru juga perjalanannya ya, Untung ketemunya orang orang baik ya. Nitip tas di KL sentral itu hitungannya perjam atau perhari ya? Salam kenal ya, Oia blognya sudah tak follow ya
BalasHapusTiket KL-Penang brp ya?kereta api n bus?
BalasHapuse_mail:[iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com]
BalasHapusWhatsApp Number::::::::::[+60]1123759663
Telephone..Number:[+60]1123759663
email:::::::hafizulbin365@gmail.com
Name::::Hafizul Bin Haziq
Country:::Malaysia
[[[[di atas adalah data peribadi saya]]]]]
Kemarau kewangan saya berakhir pada bulan ini apabila saya fikir semuanya adalah urusan perniagaan dengan beberapa rakan saya di Kuala Lumpur beberapa bulan yang lalu perniagaan yang bernilai beberapa Rm785.000.00 yang keuntungannya sudah cukup untuk kita semua untuk berkongsi keuntungan tetapi akibat kegagalan perniagaan, kita semua mendapati bahawa kita mempunyai masalah kewangan yang sangat besar kerana saya tidak mempunyai wang untuk bergantung pada ketika perniagaan gagal kerana saya melabur semua saya dengan saya pada perniagaan jadi saya berada di sangat sangat maaf jadi saya terpaksa mencari bantuan kewangan saya sebenarnya telah ditolak oleh beberapa bank sebagai hasil dari kadar pinjaman mereka dan juga syarat mereka jadi saya terpaksa melalui beberapa blog sehingga saya datang menghadapi dengan Iklan Syarikat Ibu. saya menghubungi Ibu dengan segera selepas melalui beberapa proses yang sangat fleksibel permintaan pinjaman saya sebanyak Rm440.000.00 telah diluluskan oleh pihak pengurusan dan pada keesokannya Lembaga Pengurusan Peminjaman Pinjaman dikreditkan saya tanpa menangguhkan berkat ini dari ibu yang dapat menyelamatkan anda hari ini dari apa-apa embarrazement kewangan anda menjadi ibu hubungi Ibu sekarang untuk pinjaman anda yang berubah e_mail:[iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com]
ISKANDAR LESTARI LOAN COMPANY "ISKANDAR LENDERS"
[[[[Berikut adalah data peribadi saya]]]]
Country::::::Malaysia
Name::::::::Hafizul Bin Haziq
email::hafizulbin365@gmail.com
Telephone Number:[+60]1123759663
WhatsApp Number::::::::[+60]1123759663
e_mail:[iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com]